Return to site

BlackBerry Mulai Memasuki Pasar Enterprise of Things

BlackBerry terus mencoba mengembangkan layanan IoT

· News

Perangkat IoT yang semakin variatif, semakin mendekatkan dengan program Smart City. Bahkan menurut McKinsey & Company, perkembangan pasar Internet of Things (IoT) diperkirakan akan mencapai angka USD4 triliun pada akhir tahun 2025 mendatang. Dari jumlah tersebut, 70% akan didorong oleh pelanggan perusahaan (Business to Business – B2B) di berbagai bidang seperti perawatan kesehatan, transportasi personal maupun publik, energi, logistik/ekspedisi dan juga keamanan.

BlackBerry yang merupakan mantan pemain besar pada device smartphone QWERTY beberapa tahun silam menyebutkan bidang-bidang tersebut sebagai Enterprise of Things (EoT). Penamaan bidang tersebut dengan EoT bukan tanpa alasan. BlackBerry memiliki tujuan untuk menghubungkan, mengelola dan juga untuk meningkatkan keamanan EoT dengan BlackBerry Secure.

BlackBerry menilai market IoT pada tahun 2020 mendatang akan mencapai USD1,2 triliun dengan mayoritas pertumbuhan akan didukung oleh B2B. Fokus BlackBerry pada pasar IoT dikarenakan banyak perusahaan yang saat ini tengah bertransformasi ke dunia digital. Bahkan peningkatannya pun sangat signifikan. Sehingga BlackBerry ingin mengembangkan software yang aman untuk mendukung pertumbuhan tersebut.

Sejauh ini, BlackBerry telah mengembangkan platform dan service IoT enterprise yang sebelumnya telah diaplikasikan pada beberapa produk mobil. Platform yang disediakan oleh BlackBerry diantaranya adalah analytics, penyimpanan dan keamanan. Sedangkan untuk layanannya sendiri, BlackBerry memberikan layanan data intelligence, remote diagnostics, OTA software update dan juga asset tracking untuk mengantisipasi pencurian asset fisik perusahaan.

Selain itu, BlackBerry saat ini juga lebih fokus pada alur kerja bisnis eksternal untuk terus memperluas jaringan bisnisnya. Bahkan BlackBerry juga akan memperluas sistem in-house dan third party perusahaan dengan meningkatkan pengalaman pengguna.

Hengkangnya BlackBerry dari dunia smartphone dan menjual BlackBerry Messenger ke pengembang Indonesia tidak membuat BlackBerry patah semangat dalam menjalankan bisnis di bidang teknologi. Pasalnya, brand BlackBerry masih terus muncul dengan produk smartphone yang diproduksi oleh pihak-pihak yang mendapatkan hak/izin untuk memproduksi produk dengan brand tersebut. Keputusan ini dapat dikatakan sebagai keputusan yang tepat oleh berbagai pihak. Pasalnya, pengembangan software yang dilakukan oleh BlackBerry berhasil meningkatkan revenue perusahaan dari hasil penjualan software yang mereka ciptakan.