Return to site

Macam-macam ‘Tukang Komplain’ Yang Sering Ditemui

Mengetahui komplainer dalam pelanggan

Kita pasti sering bertemu dengan pelanggan yang suka komplain dengan produk/layanan yang kita jual. Untuk lebih mudahnya, mungkin bisa juga kita sebut dengan istilah “komplainer”. Perlu Anda ketahui, tidak semua komplainer ini berimbas buruk untuk bisnis yang kita jalankan. Ada beberapa tipe komplainer yang justru memberi efek positif jika kita bersedia mendengar dan mencari solusi dari apa yang disampaikan oleh komplainer tersebut.

 

Untuk itu, kami akan mengelompokkan macam-macam komplainer untuk menjaga reputasi bisnis Anda tetap baik.

 

1. Komplainer yang memberi solusi

Ada banyak pelanggan yang mungkin mendapatkan produk/layanan yang tidak puas menurut dirinya pribadi. Ketidakpuasan tersebut membawanya untuk melaporkan kepada perusahaan serta memberikan ide-ide brilian yang menjadi solusi agar kedepannya produk/layanan yang akan mereka terima lebih baik. Komplainer seperti ini merupakan sosok yang sangat tepat untuk dijadikan konsultan gratis bagi perusahaan. Karena dari pengalaman pembelian yang dilakukan, mereka memberikan solusi agar produk/layanan yang kita tawarkan lebih baik.

 

2. Komplainer yang mencari simpati atau ingin selalu diingat perusahaan

Orang yang suka komplain yang satu ini adalah sosok yang melakukan komplain sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting. Terkadang, komplainer ini adalah sosok yang kurang membaca detail produk/layanan dan selalu menyebutkan seberapa banyak ia telah melakukan order. Sebagai contoh “saya sudah melakukan pembelian 10 kali, tapi kok tidak ada bonus dari perusahaan? Di tempat lain kalau sudah order 10 kali biasanya dapat bonus”.

 

3. Komplainer “kronis”

Pelanggan jenis ini adalah pelanggan yang selalu melakukan komplain dengan alasan yang sama. Mereka adalah pelanggan yang tidak sabar menunggu meskipun dia tau prosesnya sudah sangat jelas. Contoh yang paling mudah ditemukan ialah pada bisnis online. Banyak pelanggan yang selalu bertanya kepada kita para penjual terkait kapan barangnya akan diterima. Sedangkan kita tahu, setelah produk berada di jasa pengiriman, tugas kita hanya membantu follow up jika setelah maksimal 14 hari kerja barang tidak diterima.

 

Ketika Anda menemukan pelanggan yang satu ini, mungkin bagi Anda akan sulit bisa membawanya kedalam pemikiran yang lebih positif. Karena sedikit kesalahan bisa membawa reputasi yang buruk akibat komplainer ini.

Ilustrasi (c) Pixabay.com