Return to site

Memahami Psikologi Audiens Untuk Pemasaran

Psikologi audiens suatu kampanye memiliki peran besar untuk penjualan

· Tips Marketing

Memasarkan produk tentu membutuhkan keterampilan dari seorang sales guna memahami psikologi dari calon pelanggan-pelanggannya. Dengan kemampuan untuk mengenal psikologi ini, marketer dapat menentukan akurasi target dan konten yang lebih baik. Sehinggga penjualan pun akan lebih mudah didapatkan. Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan psikologi pelanggan dan dapat dimanfaatkan oleh marketer untuk menciptakan penjualan.

 

1. Bukti

Tidak ada orang yang akan mudah percaya jika Anda tidak memiliki bukti. Banyak marketer yang memanfaatkan testimonial maupun demonstrasi pada iklan adalah untuk mempengaruhi psikologi orang yang melihat iklan. Tujuannya adalah untuk memeberi tahu mereka bahwa produk/layanan yang ia miliki sudah terbukti dan dapat dipercaya.

 

2. Segmentasi pembeli yang tertarget

Salah satu metode pemasaran yang efektif adalah segmentasi pembeli sesuai target yang ia harapkan. Jika Anda mengiklankan produk di TV, Anda dapat menentukan waktu yang tepat untuk Anda pilih penayangannya. Begitu juga saat Anda ingin menjadi salah satu sponsor di acara TV, tentu Anda harus memilih mayoritas pemirsa acara tersebut. Sehingga akan lebih mudah bagi Anda untuk mendapatkan peluang penjualan.

 

3. Pengulangan pembelian

Jika Anda sudah memiliki pelanggan dan belum mendapatkan pembelian baru dari pelanggan tersebut, itu menandakan ada yang salah pada metode marketing yang Anda pilih. Cobalah untuk mengubah cara pikir pelanggan dari yang awalnya tidak tertarik untuk melakukan pembelian ulang, menjadi lebih tertarik. Salah satu contoh yang dapat Anda gunakan adalah pemberian rewards untuk pelanggan. Sehingga pelanggan tanpa sadar akan masuk mengejar reward untuk mengetahui apa yang nanti akan ia dapatkan.

 

4. Manajemen harga dengan baik

Harga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap psikologi prospek/pelanggan. Karena, ini berkaitan langsung dengan banyak hal. Seperti investasi, ROI serta kepuasan. Jika Anda menawarkan produk dengan baik tetapi harga murah, sebagian pelanggan akan menilai produk Anda kurang berkualitas. Di sisi lain, pelanggan suka dengan harga yang Anda berikan karena mereka merasa sesuai atau bahkan melebihi ekspektasinya. Oleh karena itu, pilihlah harga yang baik dan sesuaikan dengan kualitas produk. Jangan bermain dengan harga, tetapi kelola harga tersebut sebagai alat untuk menjaga kepuasan pelanggan.

 

5. Garansi

Siapa sih yang tidak menyukai garansi produk? Hampir semua pelanggan baik untuk bisnis B2C maupun B2B akan selalu mencari garansi untuk produk-produk yang masuk kategori “mahal”, meskipun mahal itu relatif, jika produk memiliki garansi tentu pelanggan akan lebih mengutamakan produk Anda.

 

6. Call To Action (CTA) yang jelas

Jika kita melihat iklan di TV, mereka sering kali meminta kita untuk beli sekarang atau dapatkan di dan semacamnya, untuk meminta audiens melakukan pembelian. Mereka tidak peduli apakah audiens akan melakukan pembelian atau tidak, perlu meeting atau tidak, mereka memaksa pembeli mengingat kata beli. Sehingga, semakin sering melihat produk yang diiklankan tersebut akan mendorong psikologi audiens untuk melakukan pembelian.

 

Kesimpulan:
Karena disini kita menargetkan psikologi audiens dalam memasarkan produk, maka Anda membutuhkan ketepatan dalam pemasaran, ketepatan konten dan waktu. Tak banyak yang mampu menarik psikologi audiens dengan cepat, oleh karena itu Anda harus mulai meningkatkan kemampuan Anda menjadi marketer yang memahami psikologi audiens sebagai pendorong penjualan.

Ilustrasi (c) Unsplash.com