Return to site

Penyebab Pemasaran & Follow Up Tidak Efektif

Jika selama ini gagal dalam memfollow up maupun memasarkan, bisa saja Anda melakukan kesalahan ini

· Tips Marketing

Apakah Anda pernah merasa dan bertanya, mengapa pemasaran dan follow up yang dilakukan tidak efektif? Jika iya, ini bisa menjadi jawaban untuk Anda!

1. Email Marketing & email follow up tidak efektif

Ketika seorang marketer melakukan upaya untuk melakukan pemasaran melalui email pada prospek yang belum pernah bertemu dan dikenal sebelumnya, sangat tidak dianjurkan untuk langsung menawarkan produk begitu saja. Begitu pula saat perusahaan ingin mengirimkan email marketing kepada existing customer. Jika ada tanggungan komplain yang masih belum bisa diselesaikan oleh perusahaan tetapi sudah mengirimkan iklan kembali terhadap pelanggan tersebut, tentu upaya pemasaran ini menjadi tidak akan efektif. Bagaimana mungkin seorang pelanggan yang sudah menunggu penyelesaian masalah dari perusahaan sejak lama dan tidak mendapat tindakan apapun akan percaya untuk melakukan pembelian selanjutnya? Inilah yang menyebabkan akan sangat sulit bagi prospek dan pelanggan untuk bisa menerima email marketing yang dikirimkan.

2. Marketing & follow up melalui telepon tidak efektif

Selain melalui email, pemasaran melalui layanan telepon pun juga demikian. Perusahaan yang masih memiliki sisi negatif terhadap seorang pelanggan terkait komplain yang belum mendapatkan penanganan, sangat tidak dianjurkan untuk melakukan follow up pembelian ulang. Apabila Anda ingin memaksakan hal tersebut, silakan. Tetapi, konsekuensi yang harus Anda dapatkan adalah semakin tingginya emosi pelanggan dan menjadi kesempatan besar bagi pelanggan untuk meluapkan segala emosinya. Potensi terbesar adalah pelanggan dapat meminta perusahaan untuk menghentikan kerjasama baik dalam pengadaan produk maupun penyedia layanan untuk bisnisnya.

3. Menganggap produknya yang paling baik dan tidak tertandingi

Memang, email marketing dapat menjadi sarana follow up dan juga hubungan yang baik dengan pelanggan. Namun, bukan dilakukan dengan cara yang tidak benar. Bahkan, email dan telepon dapat menjadi habitat kegagalan tim marketing dalam pemasaran yang disebabkan oleh tidak adanya relevansi antara kebutuhan pelanggan dengan proses pemasaran tersebut. Serta tidak adanya relevansi kalimat yang digunakan untuk follow up maupun untuk pemasaran.

Seperti, Anda sudah sangat lama tidak menghubungi pelanggan, kemudian Anda datang dengan mengirimkan email marketing dengan mencantumkan kalimat “Telah hadir produk baru dengan kualitas terbaik dan nomor satu di Indonesia”. Kalimat seperti ini bukanlah untuk menciptakan hubungan. Bahkan, pelanggan pun akan tertawa saat melihat isi email yang berisikan kalimat tersebut. Bagaimana tidak, Anda baru saja mengeluarkan produk baru dan sudah mengklaim bahwa produk Anda ini adalah yang terbaik dan nomor satu di Indonesia. Dasar apa yang Anda gunakan untuk mengklaim produk tersebut?

4. Melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang dan menganggap pelanggan tetap puas dengan hal tersebut

Kesalahan lain adalah, menghubungi pelanggan dengan menanyakan kepuasan pelanggan. Namun, dari perusahaan masih sering membuat pelanggan kecewa untuk masalah yang sama. Ini sangat mustahil dapat menjadi media pemasaran dan follow up yang potensial bagi perusahaan. Untuk itu, jika Anda ingin menghasilkan pemasaran dan follow up demi kepuasan pelanggan, maka Anda harus memiliki data-data pelanggan dan prospek yang tersimpan secara terpusat dan menyeluruh.

Dengan metode penyimpanan data terpusat seperti ini, tim sales dan tim marketing lebih mudah untuk mengkolaborasikan pekerjaannya dan lebih potensial untuk mengirimkan pesan follow up maupun pemasaran yang lebih terukur. Sistem CRM dapat membantu Anda untuk menyimpan dan mengelola data pada satu tempat. Implementasi sistem ini dengan tepat juga dapat mengeluarkan Anda dari posisi di mana Anda salah berada pada posisi yang salah dalam memasarkan produk kepada pelanggan maupun prospek.

Ilustrasi © Unsplash.com