Return to site

Pola Pikir Untuk Meningkatkan Penjualan

Awali optimisme dalam setiap usaha agar mencapai penjualan

· Motivasi,sales

Semua pelaku bisnis pasti memiliki suatu kebiasaan di mana kebiasaan tersebut sulit untuk bisa dilepaskan. Mereka terlalu sibuk dengan rutinitas setiap harinya yang membuat kebiasaan tersebut terasah dan selalu dipertahankan. Bahkan, untuk mengubah dari proses yang panjang menjadi efektif pun akan terasa lebih sulit untuk bisa dilakukan karena kebiasaan tersebut. Padahal, tidak selamanya apa yang mereka kuasai saat ini akan bisa ia terapkan dari waktu ke waktu di masa depan. Ia harus memahami dan menemukan cara untuk menarik pelanggan baru dengan mengalisa semua proses serta pola pikir dalam diri mereka sendiri. Berikut adalah 3 cara untuk mengubah pola pikir untuk menghasilkan pelanggan yang lebih baik yang perlu diterapkan oleh pelaku bisnis maupun salesperson.

1. Mengubah sikap dan sudut pandang terhadap data

Di era digital seperti saat ini, semua orang menjadi pengumpul data. End user mengumpulkan data berupa foto, teman dan kontak yang terhubung di media sosial. Tanpa mereka sadari, apa yang mereka lakukan tersebut merupakan bagian dari pengumpulan data. Kita sendiri yang sangat sibuk sering kali membiarkan email masuk tersimpan pada kotak masuk baik dibaca maupun tidak yang pada akhirnya juga merupakan mengumpulkan data. Tetapi, dari metode tersebut apakah efektif? Jawabannya adalah tidak. Kita tidak bisa mengumpulkan data dengan cara efektif apabila yang kita lakukan seperti itu.

Kita tidak bisa selalu mempertahankan metode-metode manajemen data dengan cara lama yang memakan banyak waktu dan dapat membuat kita sulit dalam bekerja. Tetapi, yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita mengelola data sebaik mungkin agar proses yang dibutuhkan untuk mendorong penjualan dan pertumbuhan bisnis semakin meningkat. Inilah pola pikir yang harus Anda tanamkan terkait data. Mengubah dari metode pengumpulan kontak tradisional dengan menggunakan aplikasi CRM dapat mendorong kinerja Anda dalam menghubungi dan mengelola pelanggan maupun prospek.

2. Memberanikan diri untuk mengambil risiko

Risiko akan selalu Anda hadapi kapan pun dan di mana pun. Anda ingin makan di resto favorit, risikonya Anda harus rela menempuh jarak yang cukup jauh ataupun harus antri panjang. Ingin makan mi instant, risikonya Anda harus berani memasak. Semua ini adalah satu kesatuan yang akan dirasakan oleh semua salesperson maupun pelaku bisnis untuk bisa menempuh kesuksesan atau mencapai tujuan. Jika Anda tidak berani dalam mengambil risiko maka untuk mendapatkan pelanggan ideal pun akan sangat sulit. Pada akhirnya, Anda pun hanya akan bermimpi untuk mendapatkan pelanggan ideal tetapi tidak mengerti bagaimana cara melawan risiko untuk bisa mendapatkan pelanggan tersebut.

3. Menjadikan semua hal sebagai pelajaran baru dalam bekerja

Kegagalan, keberhasilan, keterlambatan, semua menjadi satu paket pelajaran paling berharga yang dapat Anda jadikan titik fokus untuk introspeksi diri. Setiap pelajaran yang didapat dapat Anda jadikan bahan untuk mencegah atau bahkan untuk melancarkan semua yang ingin Anda dapatkan.

Add paragraph text here.